Archive for Januari 2015

Aku dan Sang Hujan

Merasa tenang ketika hujan datang.

Harum tanah yang dibasahi oleh airnya membuatku selalu rindu,

Suara tetesannya membuat hatiku terlelap hanyut dalam musik dikala hujan,

Udara dingin yang diciptakan seolah menyuruh beristirahat dari rutinitas dan segera menikmati lamunan hujan.

Tetes airnya jatuh ke bumi membasahi setiap lapisan sang tempat berpijak.

Memberikan kehidupan bagi yang disentuhnya,

memberikan kenyamanan,

tak takut akan sakitnya jatuh ke bumi.

Aku selalu mencintai hujan.

Seolah hujan menemaniku untuk berpikir

Aku selalu mencintai hujan

Seolah hujan memberikan waktu untuk berkaca

Aku selalu mencintai hujan

Tidak memberi solusi bagi masalah, tapi membantu untukku

merasa tenang, merasa damai, merasa tak sendiri lagi.

Memberikan kekuatan yang berbeda.

Bagaikan sahabat...

Saat hujan datang lagi

Aku tak ingin diganggu, biarkan

hanya Aku dan Sang Hujan...

#5

Tetaplah tersenyum cantik.

Supaya orang-orang tahu engkau kuat, walaupun sebenarnya hatimu tak sekuat itu.

Berpura-puralah sebentar, sampai sang pemberi senyumanmu yang sebenarnya datang dengan ketulusan dan kelembutannya.

#4

It's funny how someone which meant everything to you last year, can be a stranger now. And someone who was a stranger, can be the one who you love this year.

in 4 months.....

“Maha Suci Engkau Ya Allah, yang telah menciptakan perasaan. Maha Suci Engkau yang telah menciptakan ada dan tiada. Hidup ini adalah penghambaan. Tarian penghambaan yang sempurna. Tak ada milik dan pemilik selain Engkau. Tak ada punya dan mempunyai selain Engkau.

Tetapi mengapa Kau harus menciptakan perasaan? Mengapa Kau harus memasukkan bongkah yang disebut dengan "perasaan" itu pada mahkluk ciptaanMu? Perasaan kehilangan...perasaan memiliki...perasaan mencintai...

Kami tak melihat, Kau berikan mata; kami tak mendengar, Kau berikan telinga; Kami tak bergerak, Kau berikan kaki. Kau berikan berpuluh-puluh nikmat lainnya. Jelas sekali, semua itu berguna! Tetapi mengapa Kau harus menciptakan bongkah itu? Mengapa Kau letakkan bongkah perasaan yang seringkali menjadi pengkhianat sejati dalam tubuh kami. Mengapa?”

― Tere Liye, Hafalan Shalat Delisa

Aku dan Sang Hujan

#5

#4

#3